Era digital sudah tidak dapat dibendung lagi. Satu persatu aspek-aspek kehidupan mulai masuk ke dalam dunia 0 dan 1 ini. Pasar-pasar tradisional yang dulu adalah satu-satunya tempat bertemunya konsumen dan produsen untuk melakukan pertukaran barang dan jasa, kini mendapat saingan dengan munculnya website-websitee-commerce. Sekolah-sekolah dan tempat-tempat kursus pun mulai bermetamorfosa ke dalam format digital dalam bentuk website-website e-learning.


Rapat-rapat, saresehan, dan lokakarya kini sudah dapat dilakukan melalui video streaming teleconference atau di forum-forum yang bertebaran di Internet. Industri musik yang semula mengandalkan pita magnetik dan compact disc sebagai media penyebarannya, sekarang harus pula memikirkan peluang penjualan melalui In ternet atau bahkan ponsel dan smartphone.
Lantas, bagaimana dengan dunia penerbitan? Akankah penerbitan konvensional mendapatkan saingan baru dalam format digital?

Jawabannya tentu saja, ya dan pasti.

Kelebihan E-book

Coba Anda perhatikan toko-toko buku online besar di dunia, seperti Amazon atau eBookMall. Mereka yang semula hanya melayani pembelian buku atau media lainnya secara online, kemudian mengirimkan barang pesanan kepada pelanggan melalui jasa kurir sekarang mulai menawarkan alternatif lain, buku dalam format digital yang kita kenal dengan istilah e-book.
Banyak kelebihan yang dimiliki e-book, antara lain biaya produksi yang murah, distribusi yang mudah, serta usia yang lebih panjang. Biaya produksi 1000 e-book pasti lebih murah dibandingkan 1 buku konvensional. Distribusinya pun sangat mudah, Anda hanya membutuhkan koneksi Internet standar untuk men-download atau mengupload e-book dengan cepat. Dalam soal ketahanan dan perawatan, e-book jelas tidak akan usang, dimakan rayap, apalagi keriting karena terkena tetesan air hujan.

Kelebihan-kelebihan e-book di atas telah menjadikannya pilihan baru bagi indutri buku dunia saat ini. Sebagaimana penemuan digital baru lainnya, e-book menyisakan masalah yang harus sama-sama kita pecahkan. Jika tidak, teknologi yang sedianya diciptakan untuk memudahkan urusan manusia, justru menjadi parasit ganas yang menggerogoti kesejahteraan hidup manusia.

Masalah Pembajakan

Industri apapun yang menjadikan karya intelektual sebagai komoditasnya senantiasa berhadapan dengan musuh bebuyutan: pembajakkan. Penjualan buku, ka set, CD, dan DVD bajakan konon lebih menguntungkan daripada penjualan produk-produk original, terlebih lagi di negara-negara berkembangyang notabene kesadaran hukum dan daya beli masyarakatnya masih sangat rendah.

Bagaimana dengan nasib e-book yang nyata-nyata lebih mudah digandakan, dimodiļ¬ kasi, dan didistribusikan? Tentu akan sangat rawan dengan aktivitas pembajakan, bukan?
Jika ketakutan ini menguasai pikiran, sudah dapat dipastikan Anda tidak akan berani mengambil langkah seperti yang dilakukan Amazon dan kawan-kawannya itu. Teknologi e-book terus berkembang, dan copy protection terus menjadi perhatian para pemain industri ini. Meskipun demikian, tidak menutup celah-celah untuk melakukan kecurangan.
Jika cermat memperhatikan fenomona pembajakan, Anda akan menemukan fakta bahwa maraknya aksi pembajakan lebih disebabkan rendahnya daya beli masyarakat.
Artinya, masyarakat tidak memiliki pilihan selain mencari barang dengan harga yang murah walaupun harus puas dengan kualitas yang merosot drastis. Dan ini tidak akan terjadi di Internet!

Seperti yang disinggung di atas, biaya produksi dan distribusi e-book jauh lebih murah dibandingkan buku-buku konvensional yang akan berdampak pada rendahnya harga jual e-book dibandingkan buku-buku konvensional. Faktor pendukung lainnya adalah calon konsumen e-book telah tersaring oleh teknologi itu sendiri. Orang-orang yang memiliki akses terhadap teknologi mutakhir dapat digolongkan ke dalam kelompok masyarakat yang memiliki daya beli dan kesadaran hukum yang lebih baik. Bukankah faktor daya beli masyarakat yang rendah, dan kesadaran hukum yang tipis menjadi faktor utama merajalelanya aktivitas pembajakan selama ini?

Artinya, kendatipun pembajakan e-book akan tetap terjadi, persentasi dan kerugian yang akan diterima oleh produsen tidak akan sedramatis seperti yang dialami oleh buku konvensional. Jadi, tidak ada alasan untuk takut rugi atau dibajak, kecuali jika Anda sendiri adalah seorang pengguna dan pencinta produk bajakan.

Related Posts