"Berapa saya harus membayar jasa anda untuk menyusunkan Laporan keuangan perusahaan saya ?" tanya seorang pengusaha kepada seorang akuntan.

"10 Juta Saja..." Jawab akuntan singkat

"Mahal sekali... Apa tidak salah, Anda meminta 10 juta untuk pekerjaan yang bisa anda selesaikan 1 hari kerja..??" si pengusaha geleng-geleng kepala.

"Saya tidak salah... Untuk bisa menyusun laporan keungan perusahaan anda dalam 1 hari, saya menghabiskan waktu di bangku pendidikan 6 tahun, dan harus berlatih dari pengalaman selama 10 tahun lebih.. Bagaimana anda akan menghargai waktu yg telah saya habiskan itu?" sang akuntan balik bertanya...

"OK. DEAL"




Cerita di atas hanya sebagai ilustrasi saja untuk menunjukkan harga sebuah profesionalitas.

Sebagian besar orang, bekerja banting tulang sehari penuh, hanya untuk mendapatkan upah tidak sampai Rp. 100.000,- . Sebagian besar lagi harus bekerja sebulan penuh dan pada tanggal muda bisa menerima gaji. Tetapi, banyak juga orang yang dibayar hingga puluhan juta rupiah untuk beberapa jam kerja. Contoh konkritnya seperti artis penyanyi, bintang film, dan lain sebagainya.

Sebagai orang yang bergerak di bidang jasa, terkadang kita sulit untuk menentukan harga yang pantas atas jasa yang kita berikan untuk orang lain. Secara biaya, dalam memberikan pelayanan jasa di bidang akuntansi hanya diperlukan sedikit pengeluaran.

Harga yang kita tentukan, sebenarnya adalah harga yang kita ukur sendiri atas keahlian kita. Artinya, kita menilai diri kita sendiri dengan ukuran uang. Tidak ada batasan dalam menentukan harga pelayanan. Tentu akan ada tawar menawar antara kita dengan pihak pengguna jasa kita. Bagi orang yang menghargai sebuah profesionalitas, tentu akan maklum dengan harga yang kita tawarkan. Berbeda dengan orang yang tidak menghargainya, mereka berpikir membayar terlalu mahal untuk pekerjaan yang mungkin "remeh"

Seseorang yang profesional, bisa mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan keahlian yang dimiliki dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dengan hasil yang memuaskan. Untuk mencapai keahlian ini, diperlukan pendidikan khusus dan juga pengalaman yang tekun serta lama. Inilah harga sebenarnya yang tidak bisa diukur oleh orang lain selain si profesional tersebut. Keengganan diri untuk tidak menggunakan jasa profesional akan menjerumuskan kita pada pemborosan tenaga, waktu, dan bahkan uang.

Coba lihat ilustrasi berikut :

Alkisah, ada seorang yang tidak mengerti komputer. Suatu saat dia ingin memainkan musik dari komputernya. Ternyata komputernya tidak berbunyi. Dia bingung, kenapa tidak berbunyi? Padahal terakhir dia pakai tidak apa-apa. Dipanggilah seorang tukang service elektronik. Dibongkarlah CPUnya... Satu jam kemudian, menurut analisa si tukang service, speakernya mati. Untuk jasa pemeriksaan ini dia membayar seharga Rp. 20.000,-. Lalu dia membeli speaker seharga Rp. 250.000,-. Alhasil, komputer tetap bungkam. Galaulah dia semalaman.

Keesokan harinya, dia memanggil tukang service komputer dengan tarif Rp. 50.000,- sekali pemeriksaan. Ternyata, si tukang service hanya membuang tanda contreng "mute" pada komputer tersebut, nyaringlah bunyi komputernya... tak sampai satu menit, masalah selesai..!


Andai orang tersebut rela membayar Rp. 50.000,- untuk jasa service komputernya sejak awal, tentu dia tak harus keluar uang Rp. 250.000,- .


Jika anda ingin mengajukan pertanyaan, diskusi, atau kritikan dan Saran silahkan klik d i s i n i

Related Posts