Bayangkan, betapa panjangnya antrean di depan kasir pada sebuah pusat perbelanjaan, atau betapa si-buknya staf EDP memasukkan data, seandainya pusat perbelanjaan tersebut tidak menggunakan bar code. Sederetan angka dan garis-garis itu telah membantu penghematan waktu dan tenaga yang luar biasa.

J ika Anda cermati, hampir setiap benda yang diproduksi secara massal melengkapi kemasannya dengan bar code. Ada beberapa tipe bar code yang dikenal luas saat ini, antara lain UPC code, EAN code, CPC binary, Pharmacode, dan lain-lain.

Namun, kali ini hanya membahas UPC (Universal Product Code) yang digu-nakan sebagai standar bar code untuk retail hampir di seluruh dunia.

Apa Itu Bar Code UPC?


Bar code UPC mulanya dicip-takan untuk membantu toko-toko grosir mempercepat proses pengecekan, dan pelacakan inventaris mereka. Kesuksesan bar code UPC membuatnya lebih banyak diadopsi untuk ke pentingan pendataan produk-produk retail atau konsumer.

Bar code UPC pertama kali digunakan di AS pada tahun 1970-an. Produk pertama yang menggunakan teknologi ini adalah kemasan kotak permen karet. Walaupun dikembangkan oleh komunitas pengguna, seperti hal nya pada pengembangan software open source, penggunaan bar code UPC dikendalikan Uniform Code Council (UCC). Pabrik yang ingin meng gunakan bar code UPC ha rus mendaftarkan perusahaan nya ke pada UCC. Kemudian UCC akan mengeluarkan enam di git nomor identitas pabrik (manufacturer identiļ¬cation number), dan menyediakan petunjuk penggunaannya.

Anda dapat melihat keenam nomor tersebut pada setiap dua belas digit bar code UPC, seperti yang tertera dalam kemasan setiap produk konsumer yang menggunakannya. Misalnya pada kotak pembungkus speaker Genius yang ada di meja redaksi PC Mild, tertera nomor 0 91163 80282 2.

Anda dapat melihat pada setiap bar code UPC terdiri dari dua bagian, yakni sederetan garis hitam di atas kertas putih, dan dua belas digit ang ka. Garis-garis hitam memanjang inilah yang disebut dengan bar. Nomor identitas pabrik Genius ada lah ke enam angka pertama dari kode UPC, yakni 091163. Lima digit berikutnya, 80282, adalah nomor barang (item number). Sama halnya dengan IP address, satu bar code UPC hanya digunakan untuk satu barang.

Angka terakhir dari bar code UPC disebut dengan check digit. Angka tersebut digunakan untuk memastikan apakah nomor yang di-scan benar atau tidak. Perhatikan bagaimana angka terakhir tersebut diperoleh dari kesebelas angka sebelumnya:

1. Jumlahkan semua angka pada posisi ganjil (1, 3, 5, 7, 9, dan 11). 0 + 1 + 6 + 8 + 2 + 2 = 19

2. Kalikan dengan 3. 19 x 3 = 57

3. Jumlahkan semua angka pada posisi genap (2, 4, 6, 8, dan 10). 9 + 1 + 3 + 0 + 8 = 21

4. Jumlahkan dengan hasil perkalian pada langkah ke-2. 57 + 21 = 78

5. Hasil penjumlahan pada langkah ke-4 harus habis dibagi 10. Jika kurang, angka penambahnya agar habis dibagi 10, itulah yang menjadi check digit. 78 + 2 = 80 Check digit untuk bar code UPC di atas adalah 2.

Setiap kali scanner membaca bar code UPC, komputer secara otomatis akan melakukan perhitungan seper ti di atas. Jika check digit hasil per hitungan scanner berbeda dengan yang tertera di bar code UPC, scanner mengetahui telah terjadi kesalahan, dan akan melakukan scan ulang.

Bagaimana dengan Harga?

Seperti yang dijelaskan di atas, bar code UPC merupakan penomoran unik untuk konsumer, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan harga. Ketika membaca bar code UPC, scanner mengirimkan data tersebut ke komputer POS (point of sale) milik toko yang menjual produk tersebut.

Komputer POS mencari data kode UPC yang dikirimkan oleh scanner di database-nya, dan secara real time mengirimkan harga un tuk produk tersebut kembali ke komputer kasir. Pendekatan seper ti ini memungkinkan setiap toko mengubah harga setiap harga produk sewaktu-waktu, tanpa harus mengubah bar code UPC.

Misalnya, toko mengadakan program diskon untuk produk-produk tertentu. Operator POS tinggal mengganti harga dari database tanpa harus dipusingkan dengan bar code UPC yang menempel di setiap ke masan barang. Pengubahan harga dapat dilakukan sewaktu-waktu baik secara manual ataupun otomatis. Misalnya, beberapa toko menjual produk tertentu dengan harga diskon di hari dan jam tertentu. Operator POS membuatkan program agar pada hari dan jam dimaksud, harga produk yang didiskon turun, dan kembali ke harga asalnya setelah hari dan jam yang dimaksud berakhir.

Jika Anda pernah membaca surat pembaca di koran-koran tentang penipuan bar code, sesungguhnya yang terjadi adalah perbedaan harga yang ada di database POS dengan yang tertera pada barang yang dibeli.

Bar code UPC tidak pernah salah dalam hal ini, tetapi operator POS bisa jadi lengah dalam memasukkan harga barang ke dalam database. Jadi, jangan pernah menyalahkan bar code.

Kehadiran bar code UPC ini telah memudahkan setiap transaksi kita di kasir, juga memudahkan toko da lam mendata penjualan dan stok barang-nya. Ini adalah salah satu bentuk kemudahan yang ditawarkan oleh Teknologi Informasi (TI) dalam dunia bisnis retail.

Related Posts