Belajar akan menjadi sangat menyenangkan jika dilakukan dengan cara dan penyampaian yang menarik. Jika dalam pemahaman logika matematika bisa disampaikan dengan permainan teka-teki, maka dalam akuntansipun demikian. Karena pada hakekatnya, akuntansi adalah logika dasar matematika.


Nah, sebagai contoh marilah kita bermain-main dengan logika dasar Rugi-Laba dalam teka-teki berikut ini.

Amir adalah penjual Rokok. Suatu saat, Budi membeli rokok kepada Amir, seharga Rp. 12.000,- Uang Budi sebesar Rp. 20.000,-. Karena amir tidak punya kembalian, maka uang Rp. 20.000,- ditukarkan ke Cak Maman Penjual Bakso. Amir memperoleh uang pecahan 5 lembar Seribuan, 1 lembar 5-ribuan, dan 1 lembar 10-ribuan. Maka, uang kembalian untuk Budi sebesar Rp. 8.000,-

Sepuluh menit kemudian, Cak Maman kembali kepada Amir dan menyatakan bahwa uang Rp. 20.000,- darinya adalah PALSU. Dengan sangat terpaksa, Amir mengembalikan uang Rp. 20.000,-

Pertanyaannya : Berapakah kerugian Amir?
Jika diketahui Harga Pokok Rokok = Rp. 10.000,-


Menurut saya, teka-teki semacam ini, selain dapat digunakan sebagai selingan pada pelajaran matematika, juga dapat digunakan pada pelajaran bahasa. Kenapa? Karena dalam teka-teki ini kecermatan penggunaan kata dan kalimat sangat berperan dalam memahami dan menyelesaikan masalah pada teka-teki ini. Saya berharap semoga pembaca bisa menjawab teka-teki tersebut di atas dengan perhitungan matematika dikombinasikan dengan logika dasar akuntansi.


Mau tau jawabannya ??? (Ikuti terus uziek) :D

UPDATE : JAWABAN
Pendapatan
Harga Jual Rokok : 12.000
Harga Pokok : 10.000
Laba Kotor : 2.000

Biaya :
Rugi Penjualan Rokok : 12.000
Uang Kembalian : 8.000
Uang Palsu : 20.000
Total Biaya : 40.000,-

Laba (rugi) : (38.000)

Belajar dari hal yang sederhana

Dari permainan di atas, kita bisa belajar logika Laporan Laba Rugi. Saya meyakini bahwa seorang pengusaha, tidak peduli transaksinya akan dicatat dengan model apa, menganut sistem apa, sesuai standar akuntansi yang mana, dsb. Dia hanya peduli kepada usahanya, Laba atau Rugi.

Nah, sebagai seorang akuntan, tentu kita harus bisa menyajikan informasi keuangan yang bisa dibaca oleh orang yang memerlukan informasi tersebut. Informasi keuangan yang salah saji, bisa menyebabkan kesalahan manajemen mengambil kesimpulan yang berujung kepada kesalahan mengambil keputusan. Akibatnya sangat fatal bila hal tersebut sampai terjadi. Jika logika dasar Laba/Rugi tidak dipahami , tentu akan berakibat salah dalam mencatat (membuat jurnal, posting, dan melaporkan). Ujung-ujungnya, manajeman salah mengambil keputusan.

Untuk itu, mari kita mulai belajar dari hal-hal yang sederhana.. sementara, lupakan SAK, IFRS, dan standar yang lain. Mari kembali ke khittoh - untuk apa laporan keuangan dibuat.

Related Posts