Seiring perkembangan jaman, tingkat mobilitas manusia semakin meningkat. Tentunya, hal ini juga dibarengi dengan meningkatnya sarana transportasi baik darat, laut, maupun udara. Pembukaan rute-rute baru oleh perusahaan jasa transportasi semakin mempermudah mobilitas konsumen pengguna jasa angkutan.

Fenomena munculnya agen-agen tiket untuk kemudahan konsumen adalah dampak lain dari perkembangan transportasi dan peningkatan mobilitas manusia. Tentunya, dengan kemunculan agen tiket akan memudahkan calon pengguna jasa transportasi dalam usahanya untuk mendapatkan pelayanan transportasi yang cepat, efektif dan efisien.

Dari sisi akuntansi, usaha agen tiket juga memiliki sedikit perbedaan perlakuan dibanding dengan usaha dagang biasa. Perbedaan ini terletak pada perlakuan persediaan dan pengakuan harga pokok penjualan tiket.

Jika pada jenis usaha perdagangan konvensional, perlakuan akuntansi persediaan bisa menggunakan berbagai metode pengakuan yang tersedia yaitu : FIFO, LIFO, Average, atau harga pasar. Nah, dalam jenis usaha agen tiket ini, persediaan utamanya adalah tiket transportasi (darat, laut, udara). Tiket ini harganya bisa berfluktuasi sesuai dengan siklus mobilitas pengguna jasa angkutan. Terkadang harganya bisa murah, di saat lain harganya bisa naik 3 x lipat dari harga normal. Sehingga, model usaha jasa agen tiket diwajibkan untuk menyetor sejumlah uang deposit kepada suplier di level atasnya untuk menjamin ketersediaan dan kelancaran transaksi pemesanan tiket. Nah, jumlah deposit inilah yang identik dengan persediaan barang dalam jenis usaha dagang konvensional.

Oleh sebab itu, maka pengakuan persediaan tiket dan harga pokok penjualan lebih tepat jika menggunakan Harga Pasar. Dengan kata lain, perusahaan agen tiket tidak bisa menghitung berapa nilai persediaan secara fisik pada saat tertentu. Persediaan yang bisa dinilai pada tanggal neraca adalah jumlah deposit yang tersisa.

Akun/rekening yang harus ada di dalam struktur char of account nya adalah "Deposit ke Suplier", "Deposit ke Rekanan" (Aset Lancar) dan "Deposit Customer" , "Hutang Deposit Ke Rekanan"(Kewajiban Lancar). Untuk akun LR adalah "Penjualan Tiket" dan "Harga Pokok Penjualan Tiket " Sementara untuk akun lainnya bisa menyesuaikan dengan akun standar pada perusahaan dagang.


Transaksi Pembelian

Transaksi pembelian dalam jenis usaha Agen Travel sama dengan transaksi penyetoran deposit kepada Suplier. Sehingga  jurnal yang bisa dibuat untuk setoran deposit ini adalah sebagai berikut :


                       Deposit ke Suplier               xxxx
                                    Kas/Bank                          xxxx

Bisa jadi pada saat tertentul, dimana jumlah deposit tidak mencukupi untuk agen travel melakukan order tiket. Untuk kondisi seperti ini, biasanya agen tiket akan menghubungi agen tiket lain (rekanan) untuk melakukan order. Transaksi jenis ini biasanya tidak dilakukan secara tunai. Sehingga pencatatannya adalah


                       Deposit ke Rekanan                                  xxxx
                                    Hutang Deposit Ke Rekanan                      xxxx

Transaksi Penjualan

Transaksi penjualan tiket, sama halnya dengan transaksi penjualan pada umumnya. Jurnalnya bisa dicatat sebagai berikut :

                       Kas/Bank/Piutang                        xxxx
                                    Penjualan                                xxxx
Pada saat terjadi penjualan, saat itulah diketahui harga pokok dari tiket yang dijual tersebut. Karena harga pokok mengikuti rate harga yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Maka, Harga Pokok Penjualan isa diakui saat terjadinya penjualan, dengan jurnal sebagai berikut :

                       HPP Tiket                                              xxxx
                                    Deposit ke Suplier/Rekanan           xxxx

Demikian sedikit ulasan tentang Akuntansi Agen Tiket / Travel. Semoga Bermanfaat

Related Posts